Serangkaian Dies Natalis 3 Windu UGK 2025, Fakultas Ekonomi Menyelenggarakan Seminar Nasional



Serangkaian agenda Dies Natalis UGK ke-3 windu, Fakultas Ekonomi menyelenggarakan Seminar Nasional pada hari Kamis, 7 Agustus 2025 jam 13.00 di ruang Aula Prof. Koesnadi Hardjasoemantri, Kampus 2 UGK. Tema seminar tahun ini: Mencetak Wirausaha Muda di Era Digital untuk Mewujudkan Generasi Emas 2045.

Acara ini dibuka dengan sambutan Rektor UGK, Bapak Dr. Sugiyanto, S.Sos., M.M., "Kami mendeklarasikan UGK sebagai Universitas rakyat, karena pemerintah sudah melaksanakan sekolah rakyat, dan 3 tahun yang akan datang ada lulusan SMA/SMK sekolah rakyat, tapi pemerintah belum memikirikan Universitas rakyat," paparnya.

Beliau juga menyampaikan sebagai orang yang diminta sebagai pilot di UGK, berharap mudah-mudahan apa yang kita lakukan bersama ini adalah satu pemikiran, satu ide, sehingga tidak ada sikut menyikut, tapi saling sengkuyung untuk meciptakan UGK menjadi besar, berkembang dan tumbuh.

Pak Rektor terkesan dengan nama Yashinta, sehingga beliau mencari arti nama tersebut yang ternyata merupakan sapaan yang memiliki makna kesuburan, kesetiaan, suci dan berani, tak heran jika mbak Yashinta di usianya saat ini sudah menjadi anggota DPD RI. Karena namanya begitu indah dan atinya yang mendalam, beliau meminta izin untuk nama Yashinta bisa tertulis di Universitas Gunung Kidul, dengan wujud dibangunkan 1 pendopo yang diberi nama Pendopo Yashinta pada tahun 2026, mengingat tahun 2027 Akreditasi Instistusi, sementara UGK masih kurang fasilitas. UGK adalah satu-satunya Universitas di DIY yang menggunakan nama kabupaten, yang berdiri di daerah yang memiliki Indeks Pembangunan yang tertinggal dan terendah sehingga butuh disengkuyung oleh banyak pihak. Cita-cita Pak Rektor di tahun 2026 dibangun 1 gedung di sebelah selatan gedung Kampus 2 UGK, kemudian di depannya dibangun pendopo, dan di ujung kandang kambing untuk ruang unit kegiatan mahasiswa. Hal ini untuk mencapai target Akreditasi Baik Sekali.

Sambutan berikutnya oleh Wakil Bupati Gunungkidul, Bapak Joko Parwoto, S.E., D.B.A., M.M. Beliau memaparkan bahwa dalam mencetak wirausaha muda di era digital, perlu adanya kolaborasi antara pemerintah daerah dengan Perguruan Tinggi. Beliau memberi dukungan penuh langkah UGK dalam membangun ekosistem wirausaha muda, yang mana hal ini dapat mempercepat kemajuan Gunungkidul dan mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Acara selanjutnya pemaparan dari narasumber yang dipandu moderator, Ibu Dr. Catarina Wahyu D.P., M.Pd., Wakil Rektor 1/dosen Fakultas Ekonomi UGK, yang pertama pemaparan oleh mbak R.A. Yashinta Sekarwangi Mega, anggota DPD RI periode 2024-2029, membahas tentang faktor rendahnya minat wirausaha muda yaitu pendidikan, akses modal, budaya dan pola pikir. "Solusinya apa? Mengembangkan Growth Mindset untuk berani mengambil tantangan menjadi wirausaha muda," paparnya.

Peluang usaha di masa depan - sektor digital dan model ekosistem - dapat dikembangkan di Gunungkidul, seperti:
  • e-commerce produk lokal
  • kreator konten wisata & budaya
  • kelas online keterampilan lokal/edutech berbasis lokal
  • aplikasi/website booking wisata lokal dan smart tourism platform
Materi selanjutnya disampaikan oleh Bapak Heri Kurnianta, Ph.D. dengan judul "Bisnis Mudah di Era Digital." Setiap benda mempunyai pasar, artinya butuh sinkronisasi dan me-matching-kan antara benda yang dimiliki (bisa dari hasil produksi atau beli), dengan tempat dimana benda tersebut dibutuhkan. Jadi, kalau ada benda yang tida bisa dijual, atau terjual dengan harga yang tidak layak, maka pasarnya belum tepat. Bagaimana cara untuk menemukan tempat yang tepat untu menjual?
  • teropong/jarak pandang kita
  • terlalu sempit ⮕ perlu jalan-jalan 
Tetapi, realitanya orang Indonesia susah mencreate/mencipta pekerjaan, dan orang Indonesia lebih banyak yang membutuhkan pekerjaan. Kenapa? karena dari kecil kita dididik untuk tunduk, patuh nurut sehingga takut berekspresi, akibatnya melahirkan mental suruhan/mental karyawan, bisa bekerja hanya jika diperintah. Dampak lebih luasnya akan menyebabkan penumpukan jumlah pengangguran. 

Maka, perlu mereset mindset yang sudah tertanam, agar bisa lebih jernih melihat bahwa banyak sekali peluang yang bisa dikerjakan di sekitar kita, terutama dengan adanya teknologi digital yang membuat bisnis lebih mudah dan terbuka.

Materi ketiga dibawakan oleh Bapak Edi Silitonga, owner usaha DC 9 rotan, kerajinan anyaman serat alam di daerah Semanu, Gunungkidul. Beliau berbagi kisah sukses dalam mengembangkan bisnis kerajinan lokal dengan pendekatan digital.

Berikutnya acara spesial invited speaker dari salah satu kelompok mahasiswa KKN UGK yang memaparkan tentang kelayakan destilasi minyak atsiri, jika diukur dari aspek finansial menggunakan metode Net Present Value (NPV), Break Even Point (BEP), Benefit Cost Rasio (BCR), dan Internal Rate of Return (IRR). Beberapa aspek lainnya yang menjadi dasar uji kelayakan bisnis minyak atsiri antara lain aspek pasar dan pemasaran, aspek hukum, aspek lingkungan, aspek teknis dan tentunya aspek sosial dan ekonomi.

Seminar ini bertujuan memotivasi generasi muda umumnya, dan mahasiswa Prodi EP UGK khususnya agar tidak hanya cakap teori, tetapi juga diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja berbasis inovasi, sebagaimana yang disampaikan oleh Dekan Fakultas Ekonomi, Ibu Siti Rohmah, S.E., M.M.

 




Dokumentasi selengkapnya bisa dilihat di sini
Seminar ini juga dapat disaksikan di channel Youtube UGK: Universitas Gunung Kidul
Seluruh peserta mendapatkan e-sertifikat yang dapat didownlad di: e-sertifikat

Prodi Ekonomi Pembangunan

Admin Prodi

Prodi Ekonomi Pembangunan merupakan salah satu prodi di Universitas Gunung Kidul dibawah UPPS Fakultas Ekonomi.